Monday, November 23, 2009

Pincang




Aku sudah tidak kuat lagi rasanya, aku letih, telah berulang kali aku menuruti permintaannya, tapi selalu saja salah dan kurang di matanya. Entah dimana salahku aku pun bahkan tidak pernah tahu. Aku hanya ingin karyaku sedikit dihargai, mungkin karyaku tidak sekelas dengan karya para maestro yang telah diakui di kelasnya tapi setidaknya beri aku sedikit celah dan beri aku sedikit saja jalan untuk merampungkan ini semua sebelum tertolak lagi dan lagi. Bahkan aku merasa enggan menghadapi hari, aku merasa bahwa aku akan mengalami hal yang sama, satu langkah majuku didorong ke belakang, aku masih di tempat yang sama sejak ratusan hari yang lalu. Hampir2 aku menyerah dan berpaling tapi aku tidak bisa, langkahku telah ditentukan di tempat itu, tempat yang ditakdirkan untukku. Tempat yang sebelumnya sangat2 tidak aku inginkan sama sekali malah kini menjadi jalanku. Aku berontak di awal tapi akhirnya berhenti meronta karena keletihan dan usahaku tidak mampu megubah semuanya. Aku harus tetap di sini. Aku berusaha ikhlas dengan apa yang menimpa diriku, aku akan menempuhnya kataku, meskipun aku tahu ini tidak mudah. Bukan sekali dua kali aku bercucuran air mata karenanya, aku menahan sakit, perih, dan darah duka yang mengalir membanjiri tempatku berdiri. Tak apa jika langkahku terasa berat pikirku, asalkan aku tetap mengayuh. Tapi apa yang terjadi? Kaki kananku selalu tertahan, seperti terikat seutas tali dan aku tidak bisa melepaskan tali itu, terlalu kuat mencengkram, aku tidak bisa bergerak. Luka di kakiku semakin hari bahkan semakin bertambah, goresan2 tali yang menjerat tampak nyata karena aku terlalu sering melepasnya dengan paksa, aku menarik2 kakiku terus menerus. Aku mencoba melepas tautannya tapi tak bisa, bahkan ketika tali itu kupotong denga pisau, tetap saja tidak bisa, tali itu masih kokoh melingkar di kaki kananku. Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus memotong kakiku saja agar aku bisa lepas dan pergi? Lalu, bagaimana aku akan berjalan bahkan berlari nanti jika aku hanya punya satu kaki saja?

No comments:

Post a Comment