Tuesday, October 20, 2009

Biarkan Aku


Sama seperti sebuah motor tua yang tak berlampu, hanya aku dan Tuhanku yang tahu kemana aku akan berbelok. Tak ada yang pernah tahu bahkan orang yang mengklaim dirinya paling dekat denganku sekalipun. Perempuan yang sangat mudah berubah ini hanya mengayun langkah kemana kakinya mau. Perempuan ini selalu tuli dengan hingar bingar manusia-manusia yang seringkali tidak memahami diri mereka sendiri dan meneriakkan suara lantang terhadap orang lain, termasuk aku. Aku tuli, kataku dalam hati… Tapi aku tidak buta, aku tetap melihat hiruk pikuk itu dengan kedua mataku yang terkadang kabur dan samar memadang kenyataan yang terjadi. Aku tidak suka dan tidak pernah suka digugah, aku bisa menemukan jalanku sendiri, dari sini, dari tempatku merenung dan berpikir tentang hidup. Abaikan saja semua langkah dan gerakan yang kulakukan, tak usah ikuti gerak geriknya karena mata siapapun akan keletihan mengikuti liuk-liuknya yang tak berirama, liukan bebas dengan gerak lambat tapi kadang melesat cepat bagai kilat lalu menghilang dan tak terlihat. Dan aku tak pernah menghendaki jika mata-mata itu memandangku curiga, aku tak pernah ingin tampak dan kalaupun tampak, biarkan saja, anggap saja tak tampak. Jangan pernah memintaku untuk bersembunyi dan enyah menghilang karena tidak menyukai keberadaan dan ketidakjelasanku, inilah aku, yang terpaksa diketahui, entah kebetulan atau tidak…

No comments:

Post a Comment