Monday, October 19, 2009

Sampai Akhir Waktu


Seorang teman pernah berkata: “Ibaratnya, dia itu adalah seorang anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa”. Kalau dipikir2, apa yang dikatakan oleh seorang teman mungkin benar adanya. Ah, aku benar2 bingung menghadapinya, aku tidak tahu apa yang menjadi keinginannya selama ini. Pernah, satu atau dua kali ia menyampaikannya padaku, tapi saat itu aku benar2 tidak sedang menyadarinya. Aku sedang berada di dunia yang lain saat itu. Kini, ketika aku menghampirinya dalam dunia yang aku sadari, hanya kebisuan yang aku dapatkan, sungguh membingungkan, tak pernah aku mengerti sampai hari ini. Jawaban inikah yang benar2 aku nantikan selama ini pun aku tidak tahu. Aku hanya tersesat dalam kebingungan yang aku ciptakan sendiri, beribu2 hari lamanya. Ingin rasanya menyudahinya tapi bukanlah suatu hal yang mudah untukku. Terlalu berat bagi seseorang seperti aku untuk mengakhiri sesuatu yang kupikir tak akan berakhir tanpa andil Tuhanku. Aku sendiri? Tidak mungkin rasanya, bahkan ketika tak ada satu makhluk pun di bumi yang mendukungku, aku masih tetap bisa bertahan dengan keadaan ini. Sebenarnya, aku tidak pernah merasa nyaman seperti ini tapi aku juga tak ingin bermigrasi ke keadaan lain yang aku sendiri pun tak mampu untuk menebaknya. Kupikir berbagai kemungkinan di depan mampu menghancurkan aku dalam seketika. Dan aku tidak pernah mampu membayangkannya dalam benakku, sekalipun. Kebisuannya menjadi derita sekaligus bahagia untukku, dengan begitu, aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku hanya bermain dengan pikiranku sendiri. Sulit sekali rasanya menemukan satu saja isyarat yang dapat menghentikan semua ini. Atau aku hentikan saja pikiranku yang selalu berlari kian kemari agar rasanya tetap sama, tidak berubah karena apapun, bahkan dalam hitungan waktu yang tidak sebentar. Tak akan pernah kuakhiri sampai ujung waktu yang telah ditentukan untukku.

No comments:

Post a Comment